Sabtu, 26 Juli 2014

Upacara - Upacara Tradisional di Jepang


Konichiwaa^^ 
Pada kali ini saya akan memperkenalkan tentang upacara – upacara yang ada di Jepang. Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari China. Hingga saat ini beberapa keluarga di Jepang masih menyelenggarakan upacara-upacara tradisional, meski pun beberapa diantaranya sudah mulai lenyap.

Adapun upacara yang masih dilaksanakan hingga saat ini adalah:



1.  Oshogatsu

Pada akhir bulan Desember orang jepang akan sibuk mempersiapkan perayaan tahun baru. mereka juga membuat kue mochi.  Adakalanya mereka memuat kue mochi beramai-ramai dengan mengenakan pakaian khas sambil diiringi semacam nyanyian atau kata-kata pemberi semangat. Pada tanggal 31 Desember di malam hari menjelang pukul 12 malam, mereka banyak yg menuju kuil ataupun menunggu di rumah. Merka menunggu lonceng berdebtang yang menandakan bergantinya tahun. Bunyi lonceng tersebut dinamakan Joya No Kane.
 


Orang Jepang pada bulan Januari menyelenggarakan upacara Tahun Baru (oshogatsu). Tahun baru bagi orang Jepang adalah sesuatu yang sangat penting. Orang-orang yang merantau untuk bekerja akan pulang ke kampung halamannya untuk merayakan tahun baru bersama keluarga.
 Menjelang tahun baru mereka membersihkan rumah dan menghiasinya dengan sejenis tali yang dianggap suci, tali tersebut dalam bahasa Jepang disebut Shimenawa. Selain itu di kiri dan kanan pintu masuk, dihiasi pohon cemara yang dalam bahasa Jepang disebut Kado Matsu.



Para ibu akan memasak masakan yang tahan lama dan merupakan masakan khas tahun baru. Orang Jepang mulai tanggal 1 Januari sampai kurang lebih 3 hari, tidak boleh melakukan kegiatan memasak terutama membuang sampah.

Orang Jepang juga akan memakan kue mochi yang terbuat dari ketan semacam ulen, dengan sup ozoni, yaitu sup yang terbuat dari sayur dan akar juga batang tumbuh-tumbuhan. Sup ini hanya dihidangkan pada acara tertentu.

Pada pagi harinya, mereka akan pergi ke kuil - kuil Budha atau ke tempat-tempat suci agama Shinto.

Joya No Kane


Kado Matsu

Shimenawa


2.  Setsubun
 
Pada bulan Februari orang Jepang mengadakan upacara Setsubun. Upacara ini sebagai tanda bahwa musim dingin yang panjang telah berakhir. Pada malam hari di waktu Setsubun, mereka mengadakan upacara mengusir setan dengan cara menabur-naburkan kacang. Adapun maksudnya adalah mengusir roh jahat dan mengundang dewa keberuntungan untuk masuk ke dalam rumah.



3.  Hinamatsuri
 
Hinamatsuri adalah upacara tradisional untuk anak perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret setiap tahun. Keluarga Jepang yang mempunyai anak perempuan akan menghias rumahnya dengan boneka-boneka Hina yang sudah merupakan 1 set pada tanggal tersebut.


Besar kecilnya boneka tersebut tergantung pada kemampuan masing-masing. Pada hari ini anak-anak perempuan mengenakan kimono yang bagus, saling berkunjung dengan teman dekatnya, dan duduk di depan boneka Hina sambil berbincang dan menikmati hidangan dengan riang gembira.

4.  Koinobori
 
Koinobori adalah pesta anak laki-laki. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei. Seperti halnya pesta Hina, pada pesta Koinobori pun keluarga Jepang yang memiliki anak laki-laki memajang boneka yang gagah perkasa atau pahlawan di dalam rumah.


Diluar rumah didirikan bendera yang berbentuk ikan yang mempunyai ekor yang panjang. Bendera itu melambangkan ikan yang gagah perkasa dan dapat menaiki air terjun. Diharapkan supaya anak laki-laki itu  dapat hidup gagah berani seperti yang dilambangkan oleh ikan tersebut.



5.  Bon Matsuri
 
Upacara ini di tujukan untuk arwah Roh para leluhur atau nenek moyang. Di daerah Kanto upacara ini dilaksanakan pada bulan Juli dan di daerah Kansai pada bulan Agustus.

Menurut kepercayaan mereka, pada bulan ini Roh leluhur atau nenek moyang turun kembali ke bumi. mereka merayakan upacara penyambutan roh nenek moyang mereka kembali ke rumah.



Pada hari terakhir, mereka juga mengadakan upacara mengantar roh nenek moyang. Mereka menyalakan lampu atau obor dengan tujuan menerangi jalan pulang Roh. Di Kyoto ada sebuah gunung yang biasa di pakai untuk membuat semacam api unggun dengan bentuk huruf kanji DAI yang berarti besar di atas gunung tersebut yang akan terlihat kemana-mana.
 



Sekian dulu ya.. Arigatogozaimasu! ^^

Sumber: Freeandzz's Blog.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar